Sumber: Pikiran Rakyat Online
Akang mah masih
inget dulu waktu masih jadi pemuda, kalo musim agustusan teh banyak pisan
kegiatan yang diadakan, mulai dari lomba ketangkasan balap karung, lomba kaleci (kelereng), tarik tambang,
masupin paku ke botol, lomba bakiak, balap kerupuk, balap makan sangu gigih (nasi setengah mateng) pake dorokdok (kerupuk kulit), panjat pinang,
dan banyak lagi yang lainnya.
Ketua RW selaku
penanggung jawab kegiatan memberi arahan dan memantau jalannya kerja panitia,
soalnya bukan hanya dilingkungan RW saja yang akan dimeriahkan, biasanya ada penilaian juga dari tingkat
kelurahan bahkan kecamatan dan diatasnya lagi yang nantinya siapa tau wilayah
RW yang dipimpinnya jadi percontohan untuk wilayah lain. Bisa dikatakan,
kegiatan agustusan mah merupakan hajat besar yang bisa menyita waktu dan tenaga
seluruh warga pokonamah.
Ketua RT
melakukan hal yang sama untuk warganya, jangan sampai kalah kreatif sama RT
yang lain. Anak-anak dan pemuda, bahkan orang tuapun saat itumah banyak yang
kreatif, apalagi untuk mengisi acara puncak kegiatan, biasanya adu kreatif di
atas panggung. Mulai dari kreasi tarian daerah sampai tarian modern, kreasi
musik daerah sampai band, nyanyi solo sampai vocal group, kabaret, bobodoran (ngelawak), wah pokonamah
semua pada kreatiflah.
Bicara soal kreatif,
sekarang mungkin lebih kreatif lagi para pemudanya dalam hal penggalangan dana
buat kegiatan agustusan. Kalo dulu mah, akang sama temen-temen kalo nyari
tambahan dana kegiatan teh, selain dari sumbangan warga, para donatur, juga
ngumpulin koran bekas, pakaian bekas, atau apapun yang bekas-bekas, yang
penting nantinya bisa dijual. Kadang masukin proposal sponsor kegiatan ke
perusahaan-perusahaan, meski yang didapet sih seringnya berupa barang. Kalo perusahaan
mie instan, ya kita dikasih paket mie buat dijual, terus labanya kita ambil
buat tambahan dana.
Maksud akang
sekarang lebih kreatif teh, panitia nyari tambahan dananya dengan cara bikin
pos kotak sumbangan di jalan-jalan kecil atau jalan-jalan raya
(perempatan/traffic light). Jadi tiap kendaraan yang lewat jalan itu disodorin
kencleng sama panitia, tidak ada paksaan alias seridhonya. Di tikungan jalan
kecil, di perempatan, jadi saat kendaraan berenti mereka mengasongkan kencleng
yang bertuliskan “Panitia 17 Agustusan”. Bahkan ditengah jalanpun mereka
berdiri berkelompok sambil mengasongkan kencleng atau jala ikan. Kenapa di
tengah jalan? Dengan begitu kendaraan gak ada yang kenceng lajunya, dan
diharapkan pengguna jalan mau memberikan sumbangan se-ikhlasnya.
Banyak lagi
kreatifitas penggalangan dana agustusan mah kalo sekarang akang liat, ada yang
sengaja memasang loudspeaker di pinggir jalan sambil memutar lagu-lagu, malah
ada yang live! Organ tunggal dadakan, apapun itu yang penting orang yang lewat tau
kalo disitu sedang ada penggalangan dana agustusan. Widiiiiwww.... kreatif
pisanlah!
Salut akang
buat panitia, atas kreatifitas nya. Kreatifitas seperti itu sah-sah saja selama
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas, terutama pengguna jalan yang kadang tidak
semuanya positif thinking. Ada yang menerima ada yang tidak. Malah mereka
anggap justru jadi penyebab kemacetan. Jalur cepat jadi lambat, karena
terhambat kegiatan penggalangan itu.
Buat akang mah,
selama tidak mengganggu kelancaran pengguna jalan dan hasilnya memang murni
buat kegiatan agustusan, oke-oke saja. Makanya usahakan agar kreatifitas itu
diproses dengan baik, karena kalo enggak, boro-boro mau ngasih sumbangan, malah
ngomel-ngomel deh.
Tah segitu we
dari akang mah, mungkin masih banyak kreatifitas lain yang harus di gali lagi, salut
buat para pemuda, tetep semangat!!
0 komentar:
Posting Komentar